Kesabaran: Antara Ujian dan Janji Kemudahan
Hidup memang tak selalu berjalan mulus. Ada kalanya langit terlihat mendung tanpa tanda-tanda cerah. Ada hari-hari di mana manusia merasa seolah dunia sedang bersekongkol untuk menjatuhkannya. Saat itu, kesabaran bukan sekadar kata mutiara dalam buku motivasi, melainkan tameng terakhir yang tersisa. Namun, begitulah kehidupan dunia, Allah telah menegaskan dalam firman-Nya:
فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS.Al-Insyirah: 5-6).
Rasulullah ﷺ pun bersabda:
اعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ، وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Artinya: “Ketahuilah bahwa pertolongan itu datang bersama kesabaran, jalan keluar datang bersama kesempitan, dan setelah kesulitan pasti ada kemudahan.” (HR. Tirmidzi). Tapi memang, bersabar itu tak semudah menasihati orang lain untuk bersabar. Dunia ini penuh dengan orang-orang yang gemar menyuruh bertahan, tapi tak pernah benar-benar paham bagaimana rasanya jatuh berkali-kali. Maka bersabarlah, bukan karena itu mudah, tapi karena itu adalah satu-satunya jalan menuju kemudahan yang dijanjikan. Lagi pula, bagi mereka yang selalu mengeluh tanpa jeda, ada baiknya bertanya pada diri sendiri, apakah kesulitannya yang terlalu berat, atau kesabarannya yang terlalu dangkal?