Fenomena Semangat Membelajarkan Peserta Didik di Masa Pandemi
Oleh: Dr. Abdul Wahab Rosyidi
At Thoriqotu Ahammu Min al Maadah Wa al Mudarris Ahammu min at Thoriqoh Wa Ruhul Mudarris Ahammu Minhum
Ungkapan yang sangat popular dari seorang tokoh pendidikan dan pembelajaran yang telah berhasil menjadikan pondok pesantren modern Darus Salam Gontor Ponorogo terkenal diseluruh dunia, Syech Imam Zarkasy. Konsep pendidikan dan pembelajarannya sangat luar bisa dan banyak diadopsi oleh berbagai lembaga pendidikan formal dan pondok pesantren. Salah satunya adalah konsep di atas dalam bahasa Arab yang kira-kira dapat diterjemahkan “ Metode itu lebih penting dari pada Materi ajar, dan Guru itu lebih penting dari pada Metode, sedangkan jiwa semangat, spritual batin Guru lebih penting dari semuanya ( Materi ajar, Metode, dan Guru itu sendiri).
Semangat membelajarkan peserta didik pada masa pendemi Covid 19 dengan model belajar online (daring), terkadang kebablasan, banyak keluhan siswa-siswi dan orang tua wali yang tidak terdengarkan. Mungkin para guru kelupaan melihat objek peserta didiknya, dalam hal ini seorang guru ketika menyiapan rencana pembelajaran harus mempertimbangkan berbagai pertayaan seperti; siapa mereka, kemampuaanya bagaimana, background orang tuanya apa, bagaiamana dengan keadaan ekonominya, wilayah tempat belajarnya dimana. Dengan mempertimbangkan hal itu maka akan dapat menghadirkan pendidikan dan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, sehingga ia dapat belajar dengan baik, dapat mengembangkan diri dan kepribadiaanya jauh dari tekanan.
Fenomena pendidikan dan pembelajaran saat ini, peserta didik hanya dapat belajar mengerjakan setumpuk tugas-tugas yang diminta oleh guru, bahkan ada tugas yang jauh dari kemampuan siswa sehingga harus dikerjakan oleh orang tuanya demi memenuhi tujuan yang sifatnya sesaat (Pragmatic), Sedangkan guru dalam melaksanakan tugasnya juga mengerjakan apa yang menjadi tuntutan peraturan yang berlaku, dan dimungkinkan juga ada ketakukan untuk berinovasi sehingga pendidikan dan pembelajaran hanya sebatas pemenuhan pesan sponsor. Maka konsep merdeka belajar yang sesungguhnya adalah bagaimana seorang guru mampu membangkitkan semangat siswa untuk belajar sendiri dengan stimulus materi yang sederhana tapi mampu mengugah kreatifitas yang lebih banyak dan mampu menghadirkan pembiasan karakter yang tidak semu.
Dengan hadirnya pendidikan dan pembelajaran secara online (daring) banyak hal-hal yang hadir dihadapan kita sifatnya semu, sementara secara real jauh dari apa yang diharapakan oleh pendidikan itu sendiri. Semua hal bisa dikerjakan dengan berbagai bentuk rekayasa untuk memenuhi tututan yang ada, seperti bahan pembelajaran yang tersedia, cara penyampaian, latihan dan tagihan-tagihan tugas pembelajaran. Bahkan pembelajaran pembiasaan yang sebatas penampakan diri pada layer video dan foto. Sebaik apapun kosensep pendidikan dan pembelajaran (rumusan tujuan, pengembangan materi, pemilihan metode, penggunaan media, dan dan penentuan alat evaluasi) apabila tidak dlandasi dengan semangat jiwa mendidik anak bangsa dan dibarengi dengan iktiyar spritualitas, maka hanya akan menghasilkan proses pendidikan dan pembelajaran yang semu. wallahu a’lam bi as Showab.
0 Komentar